gambar di unduh http://www.aegee.upatras.gr/su2003/muses.jpg
Bersiul
Bayu bersiul awan berkuak
Cemas berharap berangan tiba
Bersimbah peluh bertongkang ara
Bai’at doa hujah mustika
Bertingkap rindu kutitip nuri
Berharap perjak ikut bernyanyi
Aduhai diri rindu sekali
Saling bersaut tembang sehati
Berlambai kata kupanggil kawan
Kuharap datang para puistikawan
Satukan diri dalam ikatan
Meluah hasrat binalah kawahanan
Jangan meringkuk bersiul malu
Merempah ilmu adanya Qalbu
Ayolah kemari puan perindu
Jangan kau beku amal ilmumu
_________________________________
@Imron Tohari _ lifespirit 2008
Tembang Kasmaran
Saat cinta hembuskan wangi
Langkah kaki ringan berseri
Merenda mimpi bersama bidadari
Hasrat asmara laksana api
Jiwa o terbuai jiwa
Terbang melayang melaung kenang
Pada hati tiada bimbang
Selarik nama pun terucap mesra
Dirimu o! dirimu kekasih
Bila tiba masa di! nanti
Kugandeng tanganmu meniti pe!langi
Bersulang o! bersulang, hilang pedih
Kujaga sayang tak! selayang pandang
_____________________________________________
@ Imron Tohari,lifeSpirit 28 October 2009
puisi ini ada di antologi "Suara-Suara Adam" penerbit Bisnis 2030
Minggu, 13 Desember 2009
Senin, 23 November 2009
MANIKAM
visual gambar diunduh http://dimasnovriandi.com/wp-content/uploads/2008/10/love-hand.jpg
MANIKAM
Kala masa datang menyapa
Asa cinta seterang suria
Mengikat janji sepenuh segala
Seia sekata mestitah terjaga
Dalam rampaian puji puja
Kupu dan bunga berkecup mesra
Mematri rasa asmara bergelora
A ha,inginnya hidup sepanjang masa
Tapi!, bila cinta pergi menepi
Aiai, lara nian sesali diri
Sedih pilu bersulam sepi
Debar jantung tergetar nyeri
Apatah kini segala arti
Yang terjadi tak guna disesali
Hendaknya insan kian sadari
Ujian hidup: pada ketabahan hati
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 24 November 2009
puisi ini ada di antologi "Suara-Suara Adam" penerbit Bisnis 2030
. manikam: intan; batu permata
Jumat, 20 November 2009
Puyeng Tujuh Keliling
visual http:
//media.photobucket.com/image/hati%20cinta/ivonofe/blog/love.jpg
Puyeng Tujuh Keliling
Kala cinta datang menyapa
Teruntai senyum sepanjang kala
Sayang disayang cinta terberai
Bara hati panas mengurai…
Cinta,o,cinta,o,
Selaksa cerita selaksa suka derita
Seribu cinta seribu pesona
Seribu cinta seribu jelaga
Sejuta cinta sejuta arti
sejuta cinta sejuta misteri
Cinta,o,cinta,o,
Durinya membuat takut memeluk cinta
Lebih takut lagi aku
Bila hati tanpa degup-degup
Ci(n)ta
________________________________________
@ Imron Tohari_lifespirit 21 November 2009
Rabu, 04 November 2009
Tembang Swargaloka
gambar disunting https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsUf5sWDnSUGnHZtak62fvskNo8xfT9gBOHVBuMR8X99l7nZgUgbUkvYHP3T-mo7qoYwgNCCCgZJQL1MtKAWZfHwUetd69GvTnlZMiJoSBmNzDuT_Ol6uey8hFtWr8BxDELk_KQGOWXgvG/s700/bidadari.jpg
Tembang Swargaloka
Membentang Zamrud katulistiwa
Alun mengalun bayu seirama
Kilau jingga memancar, senja
Memanggil periperi menembang asmara
Lihat, atas nama cinta
Dewa Dewi swargaloka
Berputar;menari seirama
Alunan syair asmaradahana
Puja puja memayungi altar
Merah api menjilat, membakar
Jiwajiwa kasmaran melaung kala
Memindai arti memeta jiwa
Asmara, o, rindu mendera
Bibir kelu kata membeku
Di senjakala tunggu tak jemu
Inikah cinta yang memburu
____________________________________________________
Yuni”Bibi cantik” C Bontot,8 June 2009 Editing by lifespirit 31109
Sabtu, 31 Oktober 2009
Langit Merah Saga
disunting http://www.istockphoto.com/file_thumbview_approve/250643/2/CD_Burning.jpg
Langit Merah Saga
Saat langit merah saga
Nafsu meraja membakar jiwa
Belas kasih tiada tersisa
Terejam segala angkara durjana
Diantara kemerlap dunia,rentan
Ribuan cawan cinta berserakan
Meretak, pecah;terinjak kesesatan
Bersulang api memuja setan
Demi mengejar segala ambisi
Mata hati terpejam mati
Akidah iman dianggap duri
Tiada segan dikorbankan jadi sesaji
Langit merah saga membara
Matahari menjilat ganas jiwa nestapa
Sadarlah wahai engkau disana
Bersama membenam dalam beningnya doa
__________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit /rev/31.10.2009
Rabu, 28 Oktober 2009
Tembang Kasmaran
Tembang Kasmaran
Saat cinta hembuskan wangi
Langkah kaki ringan berseri
Merenda mimpi bersama bidadari
Hasrat asmara laksana api
Jiwa o terbuai jiwa
Terbang melayang melaung kenang
Pada hati tiada bimbang
Selarik nama pun terucap mesra
Dirimu o! dirimu kekasih
Bila tiba masa di! nanti
Kugandeng tanganmu meniti pe!langi
Bersulang o! bersulang, hilang pedih
Kujaga sayang tak! selayang pandang
_____________________________________________
@ Imron Tohari,lifeSpirit 28 October 2009
puisi ini ada di antologi "Suara-Suara Adam" penerbit Bisnis 2030
Jumat, 23 Oktober 2009
TEPAS
Disunting dari http://portal.cbn.net.id/UserFiles/Image/cyberwoman/Hot%20Topic/menikah.JPG
TEPAS
BERSAMA kekasih saling bercerita
Tentang rindang pohon cinta
Segala ada indah dipuja
Terbuai syahdu manisnya kata
Cinta o cinta, bila luka
Gejolak asmara percikkan prahara
Menista kekasih tiada berjiwa
layuh rindu, hujat kala
Duhai Tuhan Khalikul alam
Kenapa sebab Kau sulam cinta
Bila tercerai mesti mendendam
O waktu o, lestari jua
Suka derita adanya ketetapan
Mabuklah anggur Ulul Azmi saat terluka
____________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 23 October 2009
layuh = lumpuh
3tepas n arah (penjuru, batas)
Rabu, 12 Agustus 2009
Maha dewi cinta
gambar diunduh : http://www.gamebuynow.com/up_files/image/Article/2010/11/05/574244.31.jpg
Maha dewi cinta
bagai petir merobek terang cakrawala
kau bilang
tidak lagi mencinta
hancur ; luluh,luahan rasa
sukma melayang
tinggal raga
Oh cinta
tiada indah kupandang
flamboyan layu di tanah gersang
luruh
helai-helai daun
terbawa angin
ooo maha dewi cinta…
tunjukan jalan
tak berkabut
agar diri tiada tersesat di belantara cinta
yang gelap
namun menggoda
dan terangnya terkadang menyesatkan
ooo maha dewi cinta…
dulu
pernah kutanya pada malam-malam purnama
: di mana gerangan para dayangmu …
yang selalu berkidung cinta
: di mana gerangan para prajuritmu…
yang selalu membawa busur asmara
: di mana gerangan istanamu…
yang semerbak wewangi kasturi
: di mana gerangan taman surgamu…
dengan bidadari penabur benih-benih kasih
ooo maha dewi cinta
aku
pada jiwa kepedihan
melaung sebait rindu
"Inginku mencintai
layaknya suria
menghapus tangis awan
menjelma rinai bianglala"
______________________________________
@ lifespirit 12.3.08/rev/15.3/12.8/09
Rinai = kidung
Senin, 20 Juli 2009
Wangi Kesturi
Wangi Kesturi
Harum bunga di taman sepi
Tidak rugi setia pada janji
Bila hati mesti menanti
Pastikan diri tahan diuji
Biar dia tak kunjung datang
Jangan pupus dirundung malang
Esok menjelang bisa kau ulang
Semai benih untuk tersayang
Oo,wangi asmara laksana bunga
Terbawa terbang ke batas nirwana
Lembut mengalun menggurat sayang
Membuai jiwa melayang layang
Oo, penuang anggur-anggur cinta
Kaul perindu rapuh kaca
Mabuknya aulia mencari anasir
Sauk syair berkaca sair
_______________________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit, rev.21.7.09 esokuntukcinta
# sauk: keluh; erang; keluh dan tangis
Minggu, 19 Juli 2009
melaung lesap
melaung lesap
berdiri di tepi pantai
menatap ombak bergulung sendiri
membentur karang air tercerai
berdegap-degap* rinai teruntai
di hampar pasir pasir
mematik syahdu di relung hati
rencam* tergurat segala memori
tentang, ku
tentang, mu
di hampar pasir
untuk terkasih
ada menunggu…
_________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit rev 20.7.09 inginku
# berdegap-degap : berdebar-debar keras
#rencam , merencam : tidak nyata atau
tidak jelas kelihatan; mengaburkan mata
(krn terlampau banyak atau halus-halus
sekali)
Jumat, 19 Juni 2009
Kidung Kasmaran
Kidung Kasmaran
Sudah jauh di rantau asa
Jauh pula sanak saudara
Nyinyir kecut rindu segala
Pada kekasih di belah samudra
Tidak guna kupikir murung
Bertambah umur entah berkurang
Biar masam berkerut kenang
Kutepis resah gundah kugantung
Selepas hujan kucumbu suria
Ku ajak dara menari bianglala
O cinta,sebentar waktu kupastikan ada
Dua jiwa menyatu raga
Merindu rindu kasih di pulau
Berharap harap pada sang kala
Kalungkan doa sepenuh segala
: Aih dara…
harapku membuncah hingga Nirwana
@ lifespirit 19.6.09
Senin, 15 Juni 2009
Se-siapa
Se-siapa
Jaka, malam gulita bulan memudar
berkayuh sampan di telaga bening
adakah salah hati bersandar
pada ikrar di sudut kerling
Duhai engkau dara remaja
gerangan apa kau rasa
hingga asa terejam binasa
terkubur hasrat gundah meraja
Duhai jejaka pelipur lara
bagaimana hati tak gulana
saat bunga memekar asmara
beribu dusta merusak rencana
Dara, ada asap karena api
bilakah itu akan terjadi
kalau janji saling tergenapi
pada ikrar suci abadi
Jaka,sedih luka kuratapi diri
langit berjelaga hujan berlari
pada sesiapa mesti menanti
perihnya hati harus kuhenti
_________________________________________
@ lifespirit 16.6.2009/rev/10.12.2010
Minggu, 14 Juni 2009
Melarung Resah
Melarung Resah
Rimbun belukar beronak onak
duri mencuat sisakan guratan
darah menetes di tubuh rentan
ku-pacu jantung, tetap berdetak
Biar setan riuh bersulang
pantang diri berkata serah
semampang nafas belum terbelah
pasti ku-gulat aral melintang
Apatah arti dawai harpa
bila tak denting di bianglala
apatah guna kucumbu duka
bila asa penuh segala
Ini akal, ini pikiran
belukar beronak kubakar abu
( puisi ini ada di antologi "Suara-Suara Adam" penerbit Bisnis 2030 )
Rabu, 03 Juni 2009
Kacau
Tindih menindih kian sengkarut
Pedih tersembilu di sudut kelu
Tatas merentas doa tersebut
Nurani lunglai tertunduk membisu
Apatah yang kau cari, tuan diraja?
Jiwa Negeriku hancur terburai
Airmata mengalir enggan merinai
Surya terpejam kian tercerai
Tersekat awan pun, batin terkulai
Inikah tanda hujah* imanku
Luruh meretak cerminan rupa
Gelap kupandang cermin akhlakku
Benar salah biaskan cahaya
Lihat tuan, debu mengabu
Cekat melekat mengusir terang
Sulit terpilah sirupa jalang
Juang lara resah bergelimpang
_________________________________________________________________________________
@ lifespirit 18.10.08/4.6.09 ( dipertegas dalam puisi " Hilang Basmalah " by lifespirit 2011 )
Hujah* = alasan , tanda, bukti
Selasa, 21 April 2009
SAMSARA II
Bersembunyi keajaiban di ilalang yang diam,pasrah
Tiada bening getah menawarkan apapun lagi
Kecuali sayat tajam ilalang pada degupdegup hati
Hingga darah mengucur,nurani masih berkata: hikmah
Ilalang adalah ilalang, angin itu pejalan alam,mematik: nada
Jangan berharap desau membuat ilalang bersiul
Ah,ambil ilalang itu, biar gemetar bibir menyiul kekal
Bila tidak sumbang, pertanda kematian bereinkarnasi pada (r)asa
Kala ilalang menjadi roh aksara pujangga
Duka;lara,suka;cita,menjelma berlaksa bait
Ah, makan ilalang itu, bila semanis nira, berarti sajak: surga
Sudah berhenti berkatakata
Bakar ilalangilalang itu,kala masa memberi tumbuh
Pertanda bumi masih berputar pada porosnya
Minggu, 12 April 2009
Air,Matahari,Pelangi
lukisan by aalmarusy.blogspot.com
Air,Matahari,Pelangi
Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang
Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :
Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira
Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi
Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa
Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di sana…
Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta
_________________________________________________________________
@ Imron Tohari - lifespirit 2008 ( Menyambut Malam Seribu Bulan )
* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Al-Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Al-Karim ; Maha Mulia
Air,Matahari,Pelangi
Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang
Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :
Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira
Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi
Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa
Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di sana…
Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta
_________________________________________________________________
@ Imron Tohari - lifespirit 2008 ( Menyambut Malam Seribu Bulan )
* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Al-Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Al-Karim ; Maha Mulia
Kamis, 26 Maret 2009
Istiqomah
Istiqomah
Terjal berliku ujian cinta
Kuharap hati tiada layu
Biar rasa sakit di jiwa
Kuanggap sebagai batu ujianku
Dalam kumbangan madu cekat
Gelora asmara terkungkung sekat
Tiada lagi nada kasih
Yang dulu terdengar indah
Kini airmata berderaiderai
Harap tersisa di cawan bestari
Istiqomah dalam kedalaman nurani
Bermohon pada Illaihi Robbi
Pada satu mushaf suci
Tertabur segala doa surgawi
Terlebur dendam dan benci
Semata karena ridho Illahi
@ lifespirit 30.3.08/21.3.09
Pantun Empat Bait
Pantun Empat Bait
Bercocok padi adanya di sawah
Saat menguning burung pun berdatangan
Bila datang senang jangan lupa adanya susah
Biar nanti asa tak hanya tinggal kenangan
Buah kelapa buah durian
Tanam di kebun jangan di danau
Bila tak ingin hati rentan
Rajin-rajin pergi ke surau
Ambil wudlu sambut suara adzan
Tinggalkan kerja untuk sesaat
Biar wajah hati tetap menawan
Amalkan sholat setiap saat
Ada bunyi ada gaung
Tak maksud menggurui tuan berilmu
Bila tuan merasa tersinggung
Abaikan saja seperti angin lalu
@ lifespirit 26.3.09
Minggu, 22 Maret 2009
Landai
Landai
Ini kali kau laung rindu
Memangil segala padaku syahdu
Kenapa sebab hati tersembilu
Hingga resah di ujung kelu
Landai landai bayu di bukit
Melayuk daun rindu terungkit
Padamu sayang segala berkat
Kukalung doa sepenuh hasrat
Duhai engkau jelita hati
Bilakah cinta bila sangsi
Adanya diri memang begini
Bukan berarti ku ingkar janji
Oh cinta, kemari peluk aku
Padamu sungguh asmara menderu
@lifespirit 22.3.09
Landai = agak miring ; menurun sedikit demi sedikit
Nyanyian Pelangi
Nyanyian Pelangi
Berlatar indah warna mejikuhibiniu
Kupeluk mesra hangat tubuhmu
Oh,merah mu tersipu malu
Kala keningmu kukecup syahdu
Lembut nafas menyatu seirama
Berbagi cerita indahnya dunia
Gembira hati bersama pujaan
Jiwa melayang serasa ke awan
Bergandeng tangan riang gembira
Merampai asa taburkan cinta
Saat hati bertaut asmara
Indah dunia penuh makna
Haru menitik airmatamu, dara
Larut luruh di cawan hati
Kulaung Dewa berkidung asmaradahana
Bertali kasih seindah pelangi
@ lifespirit 2.6.08/23.3.9
Jumat, 20 Maret 2009
Duhai, Sang Kholiq.
Duhai, Sang Kholiq
Awal bersua dara jelita
Meluah rasa bahagia semata
Jiwa jiwa menembang asmara
Bercarita dewa dewi swargaloka
Beta lihat membatas cakrawala
Bahana petir merejam rasa
Kulepas dara terbawa bayu
Sepuluh jari kulambai kaku
Duhai engkau Tuhan Sang Kholiq
Kenapa jua kau cipta duka
Saat asmara merenda suka
Kau belah jiwa membilu rasa
Pada kekasih nun jauh di mata
Surya berkabut berselendang mega
Kurentang gendewa, kupupus nestapa
Menggumpal awan legam mustika
Pada Tuhan segala abadi
Ku petakpetak rasa gulana
Ku suluh kenang, ada segala
Di kanvas langit kutitip bianglala
@ lifespirit'08/20.3.09
Kamis, 19 Maret 2009
Stanza
Stanza
Untaian kata telah tertoreh
Dalam sair puisi stanza
Merenda hari hari bersama
Lantunkan kidung rindu jiwa
Kenapa hati kini meresah
Dalam meniti bianglala rasa
Hingga tangis menitik resah
Dalam bisu kata nan lara
Oh,cumbu rayu bianglala cinta
Menari dara laksana dewi
Hampar kenang wajah jelita
Terlukis indah di kidung bidadari
Lihat pendar di sana
Pada tapal batas cakrawala
Siluet putih pantulan cahaya
Melarik riak gelora asmara
“Tuhan, aku jatuh cinta”
@ lifespirit 15 November 2008
Noktah
Noktah
Saat sang angkara merajalela
Tumpahan kesedihan meratap ara
Bunga-bunga hati kuncup merana
Terbakar hangus sumpah durjana
Jerit rintih tiada lagi arti
Kala nafsu hati mengunci
Mencabik-cabik nurani suci
Iri dengki hembuskan mati
Oh, rintih dan tangis kematian
Adalah kidung indah baginya
Sebagai wujud persembahan setan
Kesakitan insan dijadikan pahala
Merah saga di Negeri Pusaka
Nafsu angkara durjana merajalela
Sesiapa ada, dicabik,dimangsa
Bagai arwah arwah gentayangan
Sadarlah wahai anak negeri
Ada Darah pejuang di SangSaka
Berbaur peluh air mata
Titisan suci leluhur bangsa
@ lifespirit 29.5.08/8.6.08/19.3.09
Selasa, 17 Maret 2009
Imam dan makmum
Imam dan makmum
Ada cerita bapak yang imam
Calonkan diri jadi hakim*
Susun konsep siang malam
Fajar tiba sebar salam
Halus lembut tutur kata
Senyum ngembang bak purnama
Rapat tersimpan niat utama
Sebelum didapat tahta singasana
Pergi ke mimbar bagikan petuah
Bicara moral penuh kharomah
Anak di rumah bertanya hikmah
Bapak yang imam bilang terserah
Di rumah, anak bini makmum
Takut menegur bapak yang imam
Cacat di dalam di luar harum
Bapak imam begitu makmum
@ lifespirit 14.7.08/17.3.09 (Seloka)
hakim* = pengadil ( simbolik penguasa )
Senin, 16 Maret 2009
Bersamamu
Bersamamu
Aku berjalan di taman bidadari,
kudengar segala riang bernyanyi,
dengan lembut kuhampiri dirimu,
sepenuh harap kugandeng tanganmu.
Oi,kutatap mesra merona pipimu,
berlapis senyum tersipu malu,
suka suka berlatar pelangi,
indah nian warna warni.
Bagai bunga musim semi,
merekah harum di taman hati,
segala duka pergi menepi,
kala sejoli riang menari.
Duhai Tuhan pemantik mimpi,
betapa hidup kian berarti,
saat dua jiwa menyatu ada,
terpindai makna indahnya syurga.
@ lifespirit 8.2.08/2.11.08/15.3.09
Minggu, 15 Maret 2009
Rembulan Luruh
Rembulan Luruh
Kulihat pelangi di rimbun doa
Indah terasa menghias jiwa
Menggugah berjuta kenangan masa
Kala dirinya kurengkuh ada
Kusadari, semua tlah beku
Bahagia terkoyak di puing kalbu
Hangat tiada lagi rasa
Kecuali mimpi tentangmu, dara
Melayuk nyiur di puing asmara
Belantara hati pun berkabut pekat
Hampa terkunci pikiran tersekat
Beku tersisa di altar cinta
O, Dewa Dewi nirwana
Pinjamkan padaku gendewa asmara
Kan kubidik rembulan : Luruh
Pada asmara,
nama terkasih tlah kupatri abadi
___________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 7.10.08/15.3.09
Sabtu, 14 Maret 2009
Bias
Bias
Tertindih menindih saling terpaut
Pedih membilu tersudut kelu
Tatas merentas doa kusebut
Tertunduk hujah* lunglai membisu
Duhai tuan apalah sebab…
Negeri jiwaku hancur terburai
Airmatapun, deras merinai
Surya terpejam jauh menepi
Awan memekat batin tercerai
Lihat tuan debu mengabu
Cekat melekat mengusir terang
Sulit kupilah sirupa jalang
Juang lara resah bergelimpang
Inikah tanda hujah* imanku
Luruh meretak cerminan rupa
Gelap kupandang cermin akhlakku
Benar salah bias tanpa cahaya
@ lifespirit 18 October 2008
Hujah* = alasan , tanda, bukti
Jumat, 13 Maret 2009
Jangan begitu,ah
Jangan begitu,ah
Duhai jelita bermata sayu
Gerangan apa bermuram durja
Adakah hati terluka cinta
Sampai airmata meleleh pilu
Lihat awan di atas sana
Seakan ikut merasa lara
Membuat matahari enggan bersua
Melihat ada derai airmata
Bukan jalan tuk siksa diri
Sedang waktu tiada memihakmu
Selama hati membenam pilu
Terkubur mati asa di diri
Duhai engkau yang berduka
Memang sulit lupakan ada
Bila Hati tersayat lara
Bahagiakah bila kau simpan
Ini waktu enggan ke belakang
Tiktak,tiktak, tetap berdetak
Suka duka hanya tembang
Segala kesah jangan di kerak
@ Lifespirit 14.3.09
Syahadat Cinta
Syahadat Cinta
Saat kurangkai puisi dan sair
tidak cukup samudra airmata
untuk ceritakan hujah* cinta
melebur dalam pertalian jiwa
Kala sepasang kasih bermunajat
terdengar syahdu bait syurgawi
membasuh kering jiwa landai
berharap benih di rahim suci
Oh, alunan nada jiwa
buluh perindu awal muara
semilir bayu di altar asmara
terbangkan luruh benci prasangka
Dari liat tanah syurgawi
tercium ada, aroma wangi
satu tiupan Pembuat Cinta
wujud prasasti Syahadat Cinta
@ lifespirit 15 August 2008
Rabu, 11 Maret 2009
Pada Lima
Pada Lima
Kala pati dera jiwa
Akal budi jadi mati
Bila haus puja puji
Hati buta mati rasa
Bila umat taat adat
Jauh cela jauh dosa
Biar raya biar jaya
Jaga niat yang kuat
Hayo kita sama laju
Ajak mata juga atma
Jaga tata pada lima
Pada niat yang Satu
Agar jauh duka lara
Laku baik saka diri
Bila padu visi misi
cita cita luah suka
( lifespirit 2009 rev. 5 July 2011 )
4 huruf dalam satu kata/kalimat,
4 kata/kalimat dalam satu baris,( Di tolerir lebih satu kata, bila kata tadi berfungsi sebagai kata tunjuk tempat : di, ke ) , dimana untuk kata tunjuk tempat adalah suatu hal yang mempunyai sifat khusus pada makna suatu kalimat bila tidak disertakan: di,ke, sehingga tidaklah mengapa bila lebih satu kata, bila kata tersebut merupakan satu kesatuan makna pada kata terkait. (di,ke). Hal ini berlaku juga untuk sesuatu kalimat/kata yang walau lebih dari 4 huruf dalam satu kalimat/kata,masih bisa di tolerir, Bilamana Ianya, kata/kalimat tersebut menunjukan dan atau merupakan nama suatu tempat, orang, waktu dan atau yang setara, misal: Negara;Masjid;Gereja;Pura;Vihara , nama orang, penunjuk waktu, dst.
4 baris dalam 1 paragraf/bait/larik,
4 paragraf/bait/larik membentuk 1 alur cerita,
bersanjak dan atau berima ( rima berpeluk/berpaut ) pada setiap baitnya.
Puisi pola 4444 ini saya ciptakan atas dasar ketertarikan saya pada karya sastra puisi/sajak/syair/pantun yang berbasis akar budaya tanah leluhur yang kita cintai ini.
Berawal dari sana saya tergelitik untuk membuat puisi sanjak dan atau rima dengan aturanyang boleh dikata tak lazim, karena pola ini terdiri dari serangkaian tautan kalimat yang per kalimatnya hanya terdapat 4 huruf pada kata/kalimat ( kata dasar ) ; 4 huruf dalam satu kata/kalimat, namun dalam satu kesatuan utuh tubuh karya, dan harus tetap memenuhi unsur sajak baik secara estetika bahasa pun secara estetika pesan/makna.
Sekali lagi perlu saya tekankan di sini, bahwasanya acuan dasar dari pola 4444 adalah sajak rima sastra akar leluhur, Namun begitu pada karya ini (yang selanjutnya saya sebut sebagai puisi pola 4444, lebih menitik beratkan pada jumlah huruf pada kata dan jumlah kata pada baris serta jumlah baris pada bait. Sedang saya pergunakan rima berpeluk semata untuk mendapatkan efec rima (metrum) saat dibaca. Satu lagi pada bacaan puisi pola 4444 dengan rima berpeluk. Pembaca akan mendapatkan efek gema. seakan kita ditarik lagi pada bunyi akhir awal bait. tarikan rima di baris awal bait dengan bunyi rima akhir dibaris akhir pada bait yang sama menciptakan suatu arus gravitasi kata dan atau gravitasi bahasa yang berseakan memantul dan menimbulkan bunyi yang bergema. Contoh: perhatikan efek gema yang ditimbulkan oleh rima yang saya beri tanda ( ) di bawah ini :
Kala pati dera jiw(a)
Akal budi jadi mat(i)
Bila haus puja puj(i)
Hati buta mati ras(a)
Bila umat taat ad(at)
Jauh cela jauh dos(a)
Biar raya biar jay(a)
Jaga niat yang ku(at)
Jadi dalam penggunaan rima tidak boleh asal mengejar bunyi saja, dalam pengertian "mengejar bunyi" yang saya maksudkan di sini, yaitu tidak hanya sekedar mencari kesamaan rima di akhir kalimat saja, padahal secara bentukan alur baris dan atau antar barisnya tidak saling terkait maksud/makna, jadi di sini yang saya maksudkan jangan hanya mengejar bunyi rimanya sahaja. Dan mengenai asonansi; perulangan bunyi vokal dalam deretan kata dan atau penggunaan aliterasi ; pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan, tidak mesti harus, yang pasti dasar pemikiran penciptaan karya ini sesuai dengan yang saya katakan diatas mengacu dari pola tuang sastra melayu pujangga lama tidak menyimpang dari pola rima berpeluk/berpaut, dan yang pasti tidak menyimpang aturan pola 4444.
salam lifespirit!
Selasa, 10 Maret 2009
Opera
Opera
Kemerlap cahaya lampu panggung
Berhias lagu tari menawan
Katre* cantik elok rupawan
Penonton riang katre berdendang
Dalam rancak tari menari
Tangan kaki gemulai melambai
Tiada tampak gelisah wajahnya
Belum tentu gembira hatinya
Lampu panggung terang benderang
Tanda usai opera tari
Katre cantik dibalik panggung
Hitung uang upah menari
Meratap sedih katre penari
Hasil upah tidak sebanding
Dengan jeritan suara hati
Itu kisah suka duka katre penari
Tersimpan cerita laksana opera
Menghibur penonton dibalik derita
Tampak-kan wajah berseri seri
@ lifespirit 18 maret 2008
Bangkok pukul 20.30 malam
( rev. 11.3.09 Indonesia )
Katre* ( bhs. Thailand ) = Waria
Minggu, 08 Maret 2009
Sair Cinta
Sair Cinta
Dari Jogja sampai di Bombai
Sepanjang itu cerita cinta, teruntai
Merajuk suka lara hati
Hanyalah bunga rampainya hati
Bila diri masih cinta
Kenapa peduli akan lara
Bukankah cinta lara adanya
Menggoda insan mereka-reka
Saat bibir terkecup mesra
Debar hati genderang asmara
Berpeluh-peluh cinta mendahaga
Tiada sempat berpikir derita
Tidaklah jiwa akan bertanya
Hangat nafas kian bergelora
Meliuk, meradang, berlaksa rasa
Ciptakan jalan rindu menyiksa
Jangan, janganlah engkau menangis
Kala cinta hanyut terkikis
Bagaimana nanti kembali melukis
Sedang warna di kanvas kian menipis
Tidakkah ingat pernah kau kata
Beragam coba asa terbina
Tiada peduli bara mendera
Kekuatan cinta padamkan apinya
@ lifespirit, 24 Mei 2008 ( Rev. 6 Juli 2008 )
Ada Cinta Di Titik 0
Ada Cinta Di Titik 0
Saat cinta datang menjelma
berdengup jantung tiada terkira
tergandeng tangan meniti asa
gelora cinta melebur sukma
Pada kekasih kurentang rasa
hati gembira tiada terkata
hingga semua tampak di mata
terlihat indah tiada cela
Tapi kini asmara nestapa
gemeretak tulang lepas di raga
gelap terasa gelora di jiwa
pikir pun resah nafsu mendahaga
Duhai Tuhan kenapa terjadi
tercipta cinta pun tercerai
di titik 0, inginnya mati
pada nurani kucumbu Illahi
@ lifespirit 30 Desember 08
Sabtu, 07 Maret 2009
Cerita Pohon Kamboja
Cerita Pohon Kamboja
Setia berdiri di ujung sepi
Pagi siang malam sepi
Bahkan burung hantu pun pergi
Hanya wangi bunga mengiris ngeri
Sekali datang berderap kaki
Beriring tangis mengiris nyali
Tubuh pohon bisu terpatri
Di antara lubang yang tergali
Derap kaki melangkah pergi
Tinggalkan dia sepi sendiri
Dalam tanah taburan melati
Menunggu tanya terjawab pasti
Sepi bisu ciutkan nyali
Wangi bunga tersaput ngeri
Bila kini aku mengerti
Hidup sekali harus berarti
@ lifespirit 23 Jan. 08 ( rev. 30 Jul. 08 )
Selasa, 03 Maret 2009
Pecinta
Pecinta
Kala mega tersapu gerimis
debaran hati getar tak tentu
dalam hening pilu teriris
haruskah mengalah, aku selalu
Perlahan pelangi mulai sirna
senja menghilang dalam temaram
ijinkan aku mencintaimu, dara
gemercik suara hati bersemayam
Dalam nuansa indah kurasa
bisikan bening sungainya hati
senyap tanpa gemerisik kuarsa
mengalir bagai alunan kecapi
Indahnya kata kau sampaikan
terbang melayang dalam angan
padamu, ku tanam selaksa asa
kepadamu, aku jatuh cinta
@ arch222,resa,lifespirit _ 2008
BREKELE
BREKELE
Ini tentang terune dan dedare*
Memadu kasih di bale-bale
Tidak takut yang namanya gonore*
Sex bebas, membudaya jadi image
Dasar memang jaman brekele*
Petuah tetua dianggap sepele
Etika moral dikata mana ketehe*
Malah triping geleng-geleng seperti lele
Berlagak kaya sok perlente
Lauk tempe dibilang kere
Tak peduli tangis emak babe
Utamakan gengsi demi prestise
Ini sajak akhiran “E”
Boleh baca asal gak bete’
Bila dirasa penuh satire*
Orang betawi bilang, maafin aje*
@ lifespirit 4 Februari 2009
aje*/saje (betawi) = saja
terune dan dedare* (sasak) = jejaka dan dara
brekele* = ruwet/kacau ( biasanya dipakai sebagai bahasa gaul! )
mana ketehe* (bahasa gaul) = mana ku tahu
gonore* = jenis penyakit kelamin akibat bakteri gonokokus dan mudah menular akibat hubungan seksual )
satire* = gaya bahasa dalam kesusastraan yang mengandung sindiran halus.
Sabtu, 28 Februari 2009
Getar dawai sang pecinta
Getar dawai sang pecinta
Rindu, kupetik dawai kecapi
Lantunkan tembang tembang syurgawi
Memikat syahdu bidadari hati
Memindai jiwa mengusir sepi
Mengalun lembut irama lagu
Syahdu terbawa hembusan bayu
Lembut menerpa mendayu dayu
Kuhantar sayang cumbu dan rayu
Dengan selaksa rasa surgawi
Aku hantarkan lagi melodi
Merdu berdenting dawai kecapi
Kuingin dirimu riang bernyanyi
Duhai engkau cahaya jiwa
Buang jauh pilu nestapa
Datang, datanglah di haribaan cinta
Esok bersua berlapak* bahagia
@ lifespirit 3 Maret 2008 ( rev. 24 June 2008 )
berlapak* = menyulam
Pasang 10 puisi di setiap rumah
Pasang 10 Puisi Di Setiap Rumah
Suatu hari, ramai di rumah abi
Suara bersahutan berkali kali
Mereka cerita apa yang terjadi
Pada abi penguasa negeri
Tersiar berita ada sisirik
Setiap hari bolak balik
Mencabut puisi milik penduduk
Yang ditempel sebagai tradisi pada balok
Penduduk tahu ulah sisirik
Agar mereka saling timpuk
Dan teriak sampai mabok
hingga sisirik puas tergelak
Abi sang tuan penguasa negri
Senyum simpul penuh arti
Berujar kata berhati hati
Untuk kemaslahatan anak negeri
Abi bilang jangan murka
Ajar sisirik dengan bijaksana
Pasang sepuluh puisi di setiap rumah adanya
Bila seratus rumah, jadilah seribu puisi setiap hari adanya
Penduduk makhfum, mulailah berkarya
Pasang puisi seperti rencana
Pusinglah sisirik bagaimana cara mencabutnya
Andaikan memaksa lelahlah mental jiwanya
Hanya saja abi berpesan ;
Pasang puisi yang ada makna
Tidak soal puisi baru atau lama
Asal bermanfaat tuk sesama
Itulah ajaran yang utama
@ lifespirit 13 October 2008
Pelangi senja
Pelangi senja
Kala masa
Saat diri saling merengkuh ada
Terlihat indah bianglala menghias angkasa
Menggurat ada berlaksa kenangan asmara
Kini kusadari, semua tlah beku
Bahagia terkoyak di puing kalbu
Hangat tiada lagi rasa
Sisakan mimpi di alam nyata
Dalam puing-puing asmara
Belantara hati berkabut pekat
Hampa terkunci pikiran tersekat
Bekumu tersisa di altar cinta
Oh, Dewa Dewi nirwana
Pinjamkan padaku gendewa asmara
Kan kubidik jatuh rembulan luruh
Dan kupngut cahayanya
tuk' temaniku kembali melabuh
Pun,
…pada asmara, namanya tlah kupatri abadi
@ lifespirit 7 October 2008
Jangan salahkan cinta
Prolog :
Kemari,
Aku tunjukkan padamu
Ambil ilalang itu, dan sayat hatimu
Bila masih berkata hikmah
Tanda keajaiban cinta menaungi jiwa @
Jangan salahkan cinta
Saat cinta datang menjelma
berdengup jantung tiada berujung
menapaki jalan meniti asa
gelora cinta bagaikan gelombang
Kala bibir mengucap cinta
hati gembira tiada terkata
hingga semua tampak di mata
terlihat indah tiada cela
Tapi apa hendak dikata
bila cinta sisakan lara
gelap terasa asa di jiwa
gelisah hati terejam asmara
Mungkin cinta memang rentan
benar salah pun tak bertuan
seperti kala melaung* angin
namun bersua berlapak* badai
@ lifespirit 22.3.08/rev.23.8.08
melaung* = memanggil
berlapak* = menyulam
Air,Matahari, dan Pelangi
Air,Matahari, dan Pelangi
Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang
Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :
Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira
Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi
Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa
Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di sana…
Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta
@ lifespirit , rev 20 June 2008
* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Karim ; Maha Mulia
Jumat, 27 Februari 2009
Langit merah saga ( original )
Langit merah saga
Saat langit merah saga
Nafsu angkara membakar jiwa
Belas kasihan tiada lagi tersisa
Terejam nafsu angkara durjana
Ribuan cawan cinta berserakan
Meretak, pecah, terinjak kesesatan
Yang tengah bersulang dengan setan
Diantara kemerlap dunia fana
Dalam kesepian menyayat hati
Roh jiwa terkungkung mati
Demi ritual nafsu duniawi
Segala ada jadi sesaji
Duhai Tuhan alam semesta
Kenapa harus ada terjadi
Sekedar untuk mengejar ambisi
Mata hati pun dipejam mati
Langit merah saga membara
Matahari menjilat ganas jiwa nestapa
Sadarlah,sadarlah, wahai di sana
Tuk’ membenam dalam beningnya doa
@ lifespirit 17 Mei 2008
Suatu Pilihan
Suatu Pilihan
Di remang malam, kasih berdua
berkata-kata, cinta terbina
tiada peduli panasnya bara
berkereta cinta satukan raga
Saat bibir berpagut mesra
berdebar hati terbakar asmara
hilang peduli akan lara
kugelut ada dirimu dara
Kubungkam bisu segala tanya
hangatnya nafas kian bergelora
meliuk, meradang, berlaksa rasa
pun kuabaikan bulan memucat cahaya
Oh, selepas nikmat engkau menangis
adakah cinta, hanyut terkikis
bagaimana nanti kembali melukis
bila warna tiada di kanvas
@ lifespirit, 21 February 2009
Sayap-sayap Syurgawi
Sayap-sayap Syurgawi
Diantara keheningan tanpa suara
Dalam benakku, terlitas tanya
Kening berkerut, fikiranku meraba
Terlintas, kata demi kata di kepala
Dengan cepat, kutulis kata
Pada tembang ku-urai aksara ;
Akankah wajah jadi jaminan
Sebagai dasar hukum kebaikan
Hendaknya kita insan, mensyukuri
Wajah diri anugrah Illahi
Cantik tampan hanya kefanaan
Diberikan Tuhan adanya ujian
Budi luhur sucinya hati
Amal sholeh ridho Illahi
Bukan elok parasnya muka
Menjadikan insan penghuni syurga
@ lifespirit 22.2.08/Rev. 28.2.09
Berharap nyata
Berharap nyata
Kekasihku di seberang pulau
Baru sebulan kujalin asmara
Meluah rasa bayangmu,Dara
Pada angin kutitip kata
Oh desau angin khatulistiwa
Menyapa dewi lestari memanja
Merias diri di alam nirwana
Pikirku tertawan di cawan asmara
Duhai yang membelah jiwa
Pisau senyummu bangkitkan gelora
Jantung berdengub bisikan cinta
Menari jiwaku di antara bianglala
Bergandeng tangan riang gembira
Lantunkan syair bait pujangga
Kuharap dirimu menjelma nyata
Agar asa tak lekang binasa
@ lifespirit 27.10.08/28.2.09
Resah
Resah
Seruling bambu alunkan nada
Menyisir ilalang melambai sendu
Diantara penggembala berpuluh domba
Seruling mengalun merdu mendayu
Oh angin khatulistiwa merayu
Mencubit manja dewi lestari
Merias diri di alam ilusi
Pikirku tertawan di cawan rindu
Duhai yang membelah jiwa
Pisau senyummu guratkan aksara
Jantung pun berdengub laksana lonceng
Terbawa terbang angan melayang
Pada jemari hasrat bersuka
Meliuk, menghampar, titian asmara
Berlapis madu bertaring empedu
Bersolek aku pada yang Empu
@ Imron Tohari _ lifespirit 16 July 2008
Jalan
Jalan
rimbun belukar beronak onak
duri mencuat sisakan guratan
darah menetes di tubuh retan
pun, ku-pacu jantung, tetap berdetak
biar pedang datang menghalang
pantang diri berkata serah
semampang nafas menyerta tubuh
pasti ku-gulat aral melintang
biar harpa tak lagi kudengar
denting berirama di bianglala
walau ada tersisa duka
asa kujaga penuh segala
pada akal dan pikiran
belukar beronak kubakar mengabu
dengan kibasan tajam doaku
yang masih tersisa untuk Tuhanku.
@ lifespirit 22 Februari 2008
Terali Hati
Terali Hati
Kala cinta mendayu dayu
Hitam putih melebur abu
Saat cinta terbakar nafsu
Petuah kata jadi sembilu
Rapat merapat cinta membenam
Bertemu pandang bertaut senyum
Lupa waktu merangkak malam
Bunda di rumah di ujung kelam
Memang bukan jaman nurbaya
Iringi cinta dengan rebana
Namun apa arti asmara
Syurga sesaat di pintu neraka
Bulan indah saat purnama
Kanan kiri bintang kejora
Indah sempurna gita asmara
Sahwat terbina sentosalah jiwa
@ Imron Tohari _ lifespirit 14.7.08/1.12.08
Langganan:
Postingan (Atom)