Sabtu, 28 Februari 2009

Getar dawai sang pecinta



Getar dawai sang pecinta


Rindu, kupetik dawai kecapi
Lantunkan tembang tembang syurgawi
Memikat syahdu bidadari hati
Memindai jiwa mengusir sepi

Mengalun lembut irama lagu
Syahdu terbawa hembusan bayu
Lembut menerpa mendayu dayu
Kuhantar sayang cumbu dan rayu

Dengan selaksa rasa surgawi
Aku hantarkan lagi melodi
Merdu berdenting dawai kecapi
Kuingin dirimu riang bernyanyi

Duhai engkau cahaya jiwa
Buang jauh pilu nestapa
Datang, datanglah di haribaan cinta
Esok bersua berlapak* bahagia


@ lifespirit 3 Maret 2008 ( rev. 24 June 2008 )

berlapak* = menyulam

Pasang 10 puisi di setiap rumah



Pasang 10 Puisi Di Setiap Rumah

Suatu hari, ramai di rumah abi
Suara bersahutan berkali kali
Mereka cerita apa yang terjadi
Pada abi penguasa negeri

Tersiar berita ada sisirik
Setiap hari bolak balik
Mencabut puisi milik penduduk
Yang ditempel sebagai tradisi pada balok

Penduduk tahu ulah sisirik
Agar mereka saling timpuk
Dan teriak sampai mabok
hingga sisirik puas tergelak

Abi sang tuan penguasa negri
Senyum simpul penuh arti
Berujar kata berhati hati
Untuk kemaslahatan anak negeri

Abi bilang jangan murka
Ajar sisirik dengan bijaksana
Pasang sepuluh puisi di setiap rumah adanya
Bila seratus rumah, jadilah seribu puisi setiap hari adanya

Penduduk makhfum, mulailah berkarya
Pasang puisi seperti rencana
Pusinglah sisirik bagaimana cara mencabutnya
Andaikan memaksa lelahlah mental jiwanya

Hanya saja abi berpesan ;

Pasang puisi yang ada makna
Tidak soal puisi baru atau lama
Asal bermanfaat tuk sesama
Itulah ajaran yang utama

@ lifespirit 13 October 2008

Pelangi senja



Pelangi senja

Kala masa
Saat diri saling merengkuh ada
Terlihat indah bianglala menghias angkasa
Menggurat ada berlaksa kenangan asmara

Kini kusadari, semua tlah beku
Bahagia terkoyak di puing kalbu
Hangat tiada lagi rasa
Sisakan mimpi di alam nyata

Dalam puing-puing asmara
Belantara hati berkabut pekat
Hampa terkunci pikiran tersekat
Bekumu tersisa di altar cinta

Oh, Dewa Dewi nirwana
Pinjamkan padaku gendewa asmara
Kan kubidik jatuh rembulan luruh
Dan kupngut cahayanya
tuk' temaniku kembali melabuh

Pun,
…pada asmara, namanya tlah kupatri abadi


@ lifespirit 7 October 2008

Jangan salahkan cinta



Prolog :

Kemari,
Aku tunjukkan padamu
Ambil ilalang itu, dan sayat hatimu
Bila masih berkata hikmah
Tanda keajaiban cinta menaungi jiwa @



Jangan salahkan cinta

Saat cinta datang menjelma
berdengup jantung tiada berujung
menapaki jalan meniti asa
gelora cinta bagaikan gelombang

Kala bibir mengucap cinta
hati gembira tiada terkata
hingga semua tampak di mata
terlihat indah tiada cela

Tapi apa hendak dikata
bila cinta sisakan lara
gelap terasa asa di jiwa
gelisah hati terejam asmara

Mungkin cinta memang rentan
benar salah pun tak bertuan
seperti kala melaung* angin
namun bersua berlapak* badai

@ lifespirit 22.3.08/rev.23.8.08

melaung* = memanggil
berlapak* = menyulam

Air,Matahari, dan Pelangi




Air,Matahari, dan Pelangi


Malam langit bintang gemintang
Pertanda Seribu bulan tlah datang
Bening doa di sudut hening
Tanya berjawab diri nak tenang

Kala Insan bertanya tanya
Asal mula kekasih ada
Tafakur tunduk hanya padaNya
Bening nurani akan berkata :

Dalam masa alam cerita
Samudera memuai menuju bahtera …
Berarak riang bersama Surya
Putih awan pun memayung gembira

Riang mega menari-nari
Bertabur cahaya terang mentari
Sulaiman,BalQis meniti hari
Pertanda tumbuh cinta abadi

Langit biru tersaput jelaga
Halilintar merobek, rinai menerpa
Hati Yusuf tiada mecinta Zulaikha
Duka hati dirundung Nestapa

Sisa hujan membalut bumi
Putih sinar menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Tercipta kidung asmara sujati

Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya

Di sana…

Untaian tasbih beriring doa
Ar-Rahmaan* Ar-Rahiim*
Yaa Kabiir* Yaa Kariim*
Bersemayam segala keabadian cinta


@ lifespirit , rev 20 June 2008

* Ar-Rahmaan ; Maha Pemurah
* Ar-Rahiim ; Maha Penyayang
* Yaa Kabiir ; Maha Besar
* Yaa Karim ; Maha Mulia

Jumat, 27 Februari 2009

Langit merah saga ( original )




Langit merah saga

Saat langit merah saga
Nafsu angkara membakar jiwa
Belas kasihan tiada lagi tersisa
Terejam nafsu angkara durjana

Ribuan cawan cinta berserakan
Meretak, pecah, terinjak kesesatan
Yang tengah bersulang dengan setan
Diantara kemerlap dunia fana

Dalam kesepian menyayat hati
Roh jiwa terkungkung mati
Demi ritual nafsu duniawi
Segala ada jadi sesaji

Duhai Tuhan alam semesta
Kenapa harus ada terjadi
Sekedar untuk mengejar ambisi
Mata hati pun dipejam mati

Langit merah saga membara
Matahari menjilat ganas jiwa nestapa
Sadarlah,sadarlah, wahai di sana
Tuk’ membenam dalam beningnya doa

@ lifespirit 17 Mei 2008

Suatu Pilihan




Suatu Pilihan

Di remang malam, kasih berdua
berkata-kata, cinta terbina
tiada peduli panasnya bara
berkereta cinta satukan raga

Saat bibir berpagut mesra
berdebar hati terbakar asmara
hilang peduli akan lara
kugelut ada dirimu dara

Kubungkam bisu segala tanya
hangatnya nafas kian bergelora
meliuk, meradang, berlaksa rasa
pun kuabaikan bulan memucat cahaya

Oh, selepas nikmat engkau menangis
adakah cinta, hanyut terkikis
bagaimana nanti kembali melukis
bila warna tiada di kanvas


@ lifespirit, 21 February 2009

Sayap-sayap Syurgawi





Sayap-sayap Syurgawi

Diantara keheningan tanpa suara
Dalam benakku, terlitas tanya
Kening berkerut, fikiranku meraba
Terlintas, kata demi kata di kepala

Dengan cepat, kutulis kata
Pada tembang ku-urai aksara ;
Akankah wajah jadi jaminan
Sebagai dasar hukum kebaikan

Hendaknya kita insan, mensyukuri
Wajah diri anugrah Illahi
Cantik tampan hanya kefanaan
Diberikan Tuhan adanya ujian

Budi luhur sucinya hati
Amal sholeh ridho Illahi
Bukan elok parasnya muka
Menjadikan insan penghuni syurga


@ lifespirit 22.2.08/Rev. 28.2.09

Berharap nyata




Berharap nyata


Kekasihku di seberang pulau
Baru sebulan kujalin asmara
Meluah rasa bayangmu,Dara
Pada angin kutitip kata

Oh desau angin khatulistiwa
Menyapa dewi lestari memanja
Merias diri di alam nirwana
Pikirku tertawan di cawan asmara

Duhai yang membelah jiwa
Pisau senyummu bangkitkan gelora
Jantung berdengub bisikan cinta
Menari jiwaku di antara bianglala

Bergandeng tangan riang gembira
Lantunkan syair bait pujangga
Kuharap dirimu menjelma nyata
Agar asa tak lekang binasa


@ lifespirit 27.10.08/28.2.09

Resah




Resah

Seruling bambu alunkan nada
Menyisir ilalang melambai sendu
Diantara penggembala berpuluh domba
Seruling mengalun merdu mendayu

Oh angin khatulistiwa merayu
Mencubit manja dewi lestari
Merias diri di alam ilusi
Pikirku tertawan di cawan rindu

Duhai yang membelah jiwa
Pisau senyummu guratkan aksara
Jantung pun berdengub laksana lonceng
Terbawa terbang angan melayang

Pada jemari hasrat bersuka
Meliuk, menghampar, titian asmara
Berlapis madu bertaring empedu
Bersolek aku pada yang Empu


@ Imron Tohari _ lifespirit 16 July 2008

Jalan




Jalan

rimbun belukar beronak onak
duri mencuat sisakan guratan
darah menetes di tubuh retan
pun, ku-pacu jantung, tetap berdetak

biar pedang datang menghalang
pantang diri berkata serah
semampang nafas menyerta tubuh
pasti ku-gulat aral melintang

biar harpa tak lagi kudengar
denting berirama di bianglala
walau ada tersisa duka
asa kujaga penuh segala

pada akal dan pikiran
belukar beronak kubakar mengabu
dengan kibasan tajam doaku
yang masih tersisa untuk Tuhanku.

@ lifespirit 22 Februari 2008

Terali Hati




Terali Hati

Kala cinta mendayu dayu
Hitam putih melebur abu
Saat cinta terbakar nafsu
Petuah kata jadi sembilu

Rapat merapat cinta membenam
Bertemu pandang bertaut senyum
Lupa waktu merangkak malam
Bunda di rumah di ujung kelam

Memang bukan jaman nurbaya
Iringi cinta dengan rebana
Namun apa arti asmara
Syurga sesaat di pintu neraka

Bulan indah saat purnama
Kanan kiri bintang kejora
Indah sempurna gita asmara
Sahwat terbina sentosalah jiwa

@ Imron Tohari _ lifespirit 14.7.08/1.12.08

Denting Harpa




Denting Harpa

Oi, kudengar petik harpa berdenting
lembut mengalun lagu kudendang
menyambut dirimu berkunjung datang
di negeri awan kasih kubentang

Duhai engkau dara jelita
senyum kau kembang, aku terpana
lupakan rindu lama tak jumpa
kutarik tanganmu, aih dara

Tak tahu kenapa hati bergetar
saat kau liuk tubuhmu berputar
lekuk pinggangmu kupeluk bagai gitar
menggelegak darahku dibuat gusar

Lihat, awan putih menari nari
suria bersinar mendung menepi
pun, anak gembala riang bernyanyi
menyambut elok hari berseri

@ lifespirit 9 Nov 2008

Sair Cinta



Syair Cinta


Dari Jogja sampai di Bombai
Sepanjang itu cerita cinta, teruntai
Merajuk suka lara hati
Hanyalah bunga rampainya hati

Bila diri masih cinta
Kenapa peduli akan lara
Bukankah cinta lara adanya
Menggoda insan mereka-reka

Saat bibir terkecup mesra
Debar hati genderang asmara
Berpeluh-peluh cinta mendahaga
Tiada sempat berpikir derita

Tidaklah jiwa akan bertanya
Hangat nafas kian bergelora
Meliuk, meradang, berlaksa rasa
Ciptakan jalan rindu menyiksa

Jangan, janganlah engkau menangis
Kala cinta hanyut terkikis
Bagaimana nanti kembali melukis
Sedang warna di kanvas menipis

Tidakkah ingat pernah kau kata
Beragam coba cinta terbina
Tiada peduli bara mendera
Kekuatan cinta padamkan apinya

@ lifespirit, 24 Mei 2008 ( Rev. 6 Juli 2008 )

Satyawacana



Satyawacana

bayu bersiul awan berkuak
bersimbah peluh bertongkang ara
cemas berharap berangan tiba
bai’at doa berhujah mustika

duhai dara, ini diri rindu sekali
saling bersaut tembang sehati
berharap perjak ikut bernyanyi
bertingkap rindu kutitip nuri

biar ini hari hujan merinai
dan awan tanpa lengkung pelangi
pun segala lara tlah kularung

padapada…

dekapan malam abaikan saja
bersulang fatwa untukmu dara
di mana cinta, cinta di mana

… Kalam!

@ lifespirit 30.10.08/22.2.09

Cerita Pohon Kamboja




Cerita Pohon Kamboja


Setia berdiri di ujung sepi
Pagi siang malam sepi
Bahkan burung hantu pun pergi
Hanya wangi bunga mengiris ngeri

Sekali datang berderap kaki
Beriring tangis mengiris nyali
Tubuh pohon bisu terpatri
Di antara lubang yang tergali

Derap kaki melangkah pergi
Tinggalkan dia sepi sendiri
Dalam tanah taburan melati
Menunggu tanya terjawab pasti

Sepi bisu ciutkan nyali
Wangi bunga tersaput ngeri
Bila kini aku mengerti
Hidup sekali harus berarti


@ lifespirit 23 Jan. 08 ( rev. 30 Jul. 08 )

Tarian Biru




Tarian Biru

Hai teman, datang kemari
Kan kuajak dirimu menari
Tarian peri biru nan suci
Indah nian berselendang pelangi

Aduhai, bahagia rasa hati
Melihat taman ceria kembali
Sebarkan aroma harum mewangi
Kumbang,bunga, pun asyik bernyanyi

Lihat, putih awan beriring riang
Mendung menyingkir berganti mentari
Para bujangga saling bersulang
Menata kata ciptakan kreasi

Indah nian terletup makna
Dalam untaian kasih sejiwa
Asah asuh saling mensyukuri
Senyum Insanni Damainya hati



@ lifespirit 22 Mei 2008

Sampan dan Nelayan



Prolog ;
Cerah langit
Lembut angin laut bertiup
Memanjakan ikan tuk terus menari
.......
Berlatar pekik elang laut
Tenang gelombang tak bergolak
Adalah sebuah prasasti…
Nelayan sampan melabuh Samudra !


Sampan Dan Nelayan

Pada biru air laut
Sampan nelayan bersama melaut
Menari-nari dialun gelombang
Keluarga di rumah menanti pulang

Tatas sampan membelah ombak
Tabah nelayan tebarkan asa
Tiada takut luas samudra
Sebelum asa tergengam dermaga

Pantang nelayan berkata serah
Biar ombak bergulung-gulung
Bersama nelayan badai ditentang
Setia sampan temani melabuh

Menyambut datang suria memancar
Sampan merapat nelayan berbinar
Berlaksa cerita dibawa pulang
Pun anak istri menyambut senang


@ lifespirit 28/2/2009