Selasa, 28 Desember 2010
Neraca Kasih
lukisan disuting dari google
Neraca Kasih
Waktu mondar-mandir saat ku berpuisi
tak pernah paham gundah hati
Impian musim di sekat keadaan
tak kukenali lagi air mata kerinduan
Jendela kamar terbuka mata beranak pedih
menatap purnama bagai penjara hati
Saat aksara cinta gagal terangkai
siapa orang karena perpisahan tidak menjadi sedih?
Meski di luar sana ada seribu bahagia
tak kan sempurna tanpa kehadiran bunga cinta
Kemana kesepian ini kusandarkan
ketika malam mengirim gigil dan kegetiran
Hati merindu angin serta merta menyergap
pikiran terperangkap berlembar kenangan hari
Masa lalu saat kini pun esok kian sulit dipahami
seandainya sedih hati bisa ditukar
harta benda belum setakar
kesedihan yang terbakar
masihkah kilau intan permata mampu mengganti?
Sedih tak bisa ditukar
apalagi ditakar
Saat Impian indah terjaga
bertemu cermin realita kehidupan manusia
Pahit dan manis cinta sudah selayaknya ada
seperti para pujangga melukiskan sepasang angsa di telaga
dalam senyapnya, desir angin mengirim hati rupa-rupa nada
Di dua tempat
sepasang sejoli memangut ketakberdayaan
kemanakah tali asmara diikat
ketika angan tak mampu melewati lautan?
________________________________________________________________
@ Aling & Lifespirit, 28 Desember 2010, 13.40 Wita ( waktu NTB dan Taiwan )
Jumat, 24 Desember 2010
Berburu Bahagia Mencari Jalan Pulang
lukisan diunduh dari google
Berburu Bahagia Mencari Jalan Pulang
Di samudera melayar sampan mengambil keberuntungan
angin kemarau ingatkan rumah anak istri menampi air mata
Bayangan kehidupan yang susah membuat di hati rekah bunga
ombak bergulung pun kini tiada menciptakan rasa ketakutan
Mencari jalan pulang kenapa mesti dihadapkan suka dan duka
menatap bentangan panjang kehidupan serasa bertaruh di meja judi
berhitung akan nasib hingga lupakan petang telah lewati pagi
Kesedihan dan kebahagiaan silih berganti saling berkejaran
seperti pergantian hari datang dan pergi layaknya tetamu
Mengarungi samudera berburu bahagia jangan lupa arah tuju
di dunia, kilau mutiara tidak menjadikan tak berhingga keabadian
______________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 24 December 2010
Kamis, 23 Desember 2010
Membaca Partitur Rindu Di Kota Sunyi
lukisan diunduh melalui google
Membaca Partitur Rindu Di Kota Sunyi
Pikiran yang berjalan sendirian di kota sunyi mengalunkan kecapi rindu
tubuh yang rebah di atas dipan tidak menjadikan mata terkatup
Di atas pohon mahoni dedaunan tenang digoyang-goyang bayu
untuk siapa kenangan menjerit-jerit menjadi pisau?, lalu
menebas hujan melawan gemuruh runtuh dari langit redup
Duhai tempurung kepala yang membungkus otak dan pikiran
hati merah memang senantiasa berdegup kala cinta menyapa
Suara cicak di dinding sering menambah kesunyian malam kian menekan
hanya laron walau kehilangan sayap tak lelah mencari pusat cahaya
Selewat duka melihat kedalam diri semalam bulan mengintip tirai kamarku
mengetuk-ngetuk pintu hati mengantar kembali asmara pada pagi embun
Berkabar pada bayu yang bergerak bebas di empat penjuru mata angin
asmara. Memuisikan sunyi pada telaga hati kala dihempas terik kemarau
beribu resah pertemuan meninggalkan jejak syair suka derita berlembar-lembar
__________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 23 Desember 2010
Selasa, 07 Desember 2010
Di Jalan Rindu Tak Usah Kau Tunggu Gugur Dedaun
Di Jalan Rindu Tak Usah Kau Tunggu Gugur Dedaun
Ujung garis mata lepas memandang
Langit dan laut menyatu, berbincang
Riak ombak mengangkut beribu buih
Adakah tersebut nama Kekasih?
Saat laut mengombak bergelombang
Airmata kemala memungut doa
Menatap ke depan lambaian nyiur merana
Ketam di pantai pergi membawa bimbang
Angin segara berhembus kepegunungan
Di sana tak ada ombak tak ada gelombang
Tapi hujan semalaman gugurkan dedaunan
Menelan suara-suara subuh yang tergoncang
Dalam kalut sibuk mencari lentera
Tertatih di gelap malam jantung bertalutalu
Mendengar angin bergemuruh runtuh aku-ku
Ingat kualitas kematian itu kekasih nan setia
_________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit ( di tulis saat berayun di tengah laut menuju pulau sumbawa, 25 Nov 2010. Proses editing dalam pengedapan Desember 2010)
ke•ma•la n batu yg indah dan bercahaya (berasal dr binatang), banyak khasiatnya dan mengandung kesaktian
ke•tam n kepiting berkaki enam dan bersepit, hidup di lumpur di tepi pantai, sungai, parit, atau di pematang sawah
se•ga•ra n laut(an)
Sabtu, 06 November 2010
SILA, SAAT TUHAN BERTANYA
foto diunduh : http://foto.vivanews.com/read/2532-status-gunung-merapi-siaga
SILA, SAAT TUHAN BERTANYA
Di tanah negeriku ,aku menatap rupa langit
Langit biru kini tersaput warna saga
Di tanah negeriku, aku melihat sungai air mata
Mata yang berebut doa dari bencana
Di tanah negeriku, kini banyak sumpah seranah
Seranah rakyat pada yang entah
Di tanah negeriku, aku dapati anomali kebangsaan
Kebangsaan menyikapi bencana negeri dengan pelesiran
Di tanah negeriku, beribu tanya tentang keadilan Tuhan
Tuhan yang juga mempertanyakan …
" Di manakah aku,kau dan mereka memuarakan air mata?”
_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 6 Nov 2010
seranah : kutuk; sumpah; serapah; tulah
sila : 1. duduk dengan kaki berlipat dan bersilang 2. aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa 3. kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun) 4. dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait
Rabu, 13 Oktober 2010
Mencari Tuhan, Kabut Menyayat
gambar diunduh http://wallpapers.free-review.net/wallpapers/
Mencari Tuhan, Kabut Menyayat
Hujan semalaman
adakah hati yang tak resah diusik kenangan?
Di atas tanah halaman
air hujan melompat-lompat
suara gemericik meremukkan jiwa insan
dingin berkabut menyayat-nyayat
Hujan semalaman nyanyikan duka
tenggelamkan tangis beribu luka
burung manguni pulang lupa bersuara
Tahu seperti ini, aku malu
air mataku sibuk mencari-Mu
________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 13 October 2010
Sabtu, 02 Oktober 2010
Membaca Luka
Foto Resa Pundarika
Membaca Luka
:/Resa Pundarika
Setelah sajak terakhir kau kirim padaku
perihal rumput selalu hijau sepanjang masa
Dan kisah penghianatan yang tertulis abadi di batubatu
meninggalkan genangan air di sudut mata…
Malammalam sering aku mengalun sunyi
purnama bertudung awan menatap sabana
Kunang berlentera kecil,tabah, melintasi selasar jiwa
rubah pikiran bisu batu tenggelam di secangkir kopi
Mengenangmu, seperti mengingat sajak luka
membawa alat bercocok tanam dengan sekaleng benih cinta
Sungai mengalir, sungguh kasihan air lelah sampai di bunga
menatap mekar tak serta merta menghapus air mata
Di semesta raya kaki melepuh berjalan di atas buaian
beribu kerling jelita fana bau amis darah, rentan──
Tercecer dari ujung-ujung mantel memburu kesenangan
mesti seperti itukah mengejar hidup dalam kefanaan?
Di padang sabana derap kuda membelah deru
matahari membakar, angin berpusar terbangkan debu
Entah berapa musim sudah air mata lewat berlalu
__________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 2 Oktober 2010
se•la•sar n 1 serambi atau beranda (ada yg tidak beratap)
Sabtu, 18 September 2010
Tobat
gambar diunduh http://1.bp.blogspot.com/
Tobat
Terlalu sering mata ini berdusta
Bibir berlafal telinga menuli
Sedang jiwa tanpa malu meminta
Indahnya purnama dan terang mentari
Benarkah seperti itu hakikat mencari…
Mengenal Tuhan berseakan bermain dadu
Sepenuh kehendak sepenuh alpa
Di langit hatiku awan sembahyang
Bergumpal-gumpal putih gemawan
Turun rendah ilalang berliuk
O, sujud doaku tak bertepuk
______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 19 September 2010
Selasa, 14 September 2010
Gerimis Mengiris Bulan Menangis
gambar diunduh dari http://findiit.org/blog/wp-content/uploads/2010/01/pd_darkness_071029_ms.jpg
Gerimis Mengiris Bulan Menangis
Kaya raya mimpi semalam
Pagi terbangun tiada bersisa
Betapa sarau segala fana
Kenapa tapi terbu(a)i hamba
Subur ajaran jiwa tandus
Mengejar iman membabi buta
Membaca Kalam batin meniada
Duka sesama tiada diharga
O nyata benar sempitnya akal
Penggembala kecil menoreh luka
Gerimis mengiris di Masjidilaksa
Bulan menangis di atas Katedral
Berjalan atasnamakan kebenaran agama
Tapi majnun diajak penjarakan sang Maha
________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 14 September 2010
sa•rau Mk a celaka; sial: aduh
Mas•ji•dil•ak•sa n masjid di Yerusalem, kiblat pertama umat Islam dan tempat Nabi Muhammad saw. melakukan mikraj setelah terlebih dahulu melakukan isra; Baitulmukadas
ka•ted•ral n gereja besar tempat kedudukan resmi uskup; gereja keuskupan
Selasa, 07 September 2010
OASIS
foto diunduh dari http://gallery.photo.net/photo/144827-md.jpg
OASIS
Mewujudkan harapan laksana di tengah sahara
terik surya mengaburkan segala pandang
Datang badai debu arah tuju pecah dua cabang
ujung antaranya berupa tanda tanya
Iakah hidup tanpa arungi derita ?
Keyakinan yang kuat tak dihantui kala
apapun sebab di sahara langit tetaplah ada
Seperti kaktus hidup tiada peduli banyaknya tirta
duri di tubuh ianya mensyukuri sebagai karunia
___________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 8 September 2010
Jumat, 03 September 2010
BERTIMPUH
lukisan diunduh http://2.bp.blogspot.com/
BERTIMPUH
Dalam masa alam carita
Samudera memuai menuju bahtera
Berarak riang bersama Surya
Awan putih, itulah cinta
Sisa hujan membalut bumi
Surya tersenyum menyapa kembali
Biaskan warna warni pelangi
Disanalah bersemayam cinta abadi
Saat matahari tahu arti sinarnya
Saat angin tahu arti hembusannya
Saat pelangi tahu arti pesonanya
Saat aku tahu artinya sang aku adanya
Di pusara rindu meruang sunyi
Teringat dosa terentang teruntai
Betapa hati ingin bersuci
Tafakur tunduk sepenuh nurani
O, langit marak bintang gemintang
Angin barat merambat tenang
Membelai dedaun di pohon rindang
Jatuh sehelai menatap awan gelombang
Di sana─ aku
_______________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 3 September 2010
Minggu, 22 Agustus 2010
NYANYIAN MUSIM
lukisan diunduh dari : http://ramaprabu.com/wp-content/uploads/2010/02/batik_painting_AW57_l.jpg
NYANYIAN MUSIM
Musim semi datang angin meniupkan harum
beribu suka petani melukis wajah tersenyum
Di lumbung kebahagiaan seberapa abadi padi emas
sedangkan lumbung keluasannya seluas kubus
Di jalan kemarau hati bertanya siapa peduli hari
petang melintasi pagi, rarai
mendatangkan wajah airmata
Mendadak angin bercuit-cuit
mencumbu kulit tibatiba kerut
O untuk lebih mengenalmu
mesti dengan kewajaran bagaimana aku──
( Imron Tohari _ lifespirit 21.8.2010 )
Senin, 05 Juli 2010
Mata Air
gambar diunduh http://stat.ks.kidsklik.com/files/2010/01/sufi_swirl.jpg
Mata Air
Dijerat kerling jelita nan fana
Ku bersujud pada-Mu
Ku Bersimpuh di mihrab-MU
Menangis luruh hanya untuk-Mu
Malam-malam tahajud
Nyalakan lentera hati
Pada gelaran ritual suci
Gugur daun bermata air syurgawi
O sujud, ku gelar sajadah-ku
O simpuh, hantarkan doa-ku
O tangis, sesali dosa-ku
Pada gelap terangnya dunia
baik buruknya takdir hidupku
kumohon,kumohon…
Allah Hu Akbar
________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 5 Juli 2010
Selasa, 04 Mei 2010
Tadabur Cinta I
gambar pendukung diunduh dari : http://i18.photobucket.com/albums/b122/boku_baka/green.jpg
Tadabur Cinta I
Banyak sudah pedih kurasa
terjal berliku ujian Cinta
Dalam kumbangan madu cekat
gejolak asmara terkungkung sekat
O malam, malam suram bulan bertudung
kutulis sajak di mural jantung
Kuseduh hikmah segala coba
menadaburkan cinta berkalam surga
Kini saat kembali mengingatmu
hangat air mata tiada lagi pilu
Dalam kedalaman Istiqomah nurani
: Jiwaku berkhalwat
________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2010
tadabur Ar v, me•na•da•bur•kan v merenungkan: di samping membaca Alquran, Anda juga harus ~ makna-maknanya
berkhalwat v 1 mengasingkan diri di tempat yg sunyi untuk bertafakur, beribadah, dsb
Langganan:
Postingan (Atom)