
lukisan disuting dari google
Neraca Kasih
Waktu mondar-mandir saat ku berpuisi
tak pernah paham gundah hati
Impian musim di sekat keadaan
tak kukenali lagi air mata kerinduan
Jendela kamar terbuka mata beranak pedih
menatap purnama bagai penjara hati
Saat aksara cinta gagal terangkai
siapa orang karena perpisahan tidak menjadi sedih?
Meski di luar sana ada seribu bahagia
tak kan sempurna tanpa kehadiran bunga cinta
Kemana kesepian ini kusandarkan
ketika malam mengirim gigil dan kegetiran
Hati merindu angin serta merta menyergap
pikiran terperangkap berlembar kenangan hari
Masa lalu saat kini pun esok kian sulit dipahami
seandainya sedih hati bisa ditukar
harta benda belum setakar
kesedihan yang terbakar
masihkah kilau intan permata mampu mengganti?
Sedih tak bisa ditukar
apalagi ditakar
Saat Impian indah terjaga
bertemu cermin realita kehidupan manusia
Pahit dan manis cinta sudah selayaknya ada
seperti para pujangga melukiskan sepasang angsa di telaga
dalam senyapnya, desir angin mengirim hati rupa-rupa nada
Di dua tempat
sepasang sejoli memangut ketakberdayaan
kemanakah tali asmara diikat
ketika angan tak mampu melewati lautan?
________________________________________________________________
@ Aling & Lifespirit, 28 Desember 2010, 13.40 Wita ( waktu NTB dan Taiwan )